Jumat, 15 Januari 2010

Perang China-AS di Dunia Maya

Beberapa orang berada di luar kantor pusat Google China di Beijing, Kamis (14/1). Perusahaan mesin pencari di dunia maya ini berjanji tak terus tunduk pada upaya sensor Pemerintah China, yang kian canggih melakukan serangan-serangan cyber kepada sejumlah situs aktivis HAM. Tindakan protes ini dilakukan Google dengan risiko kehilangan pasar yang menggiurkan lantaran di China terdapat 360 juta pengguna internet. (Foto : AFP/FREDERIC J BROWN)

Heboh Google di China

Perang China-AS di Dunia Maya

BEIJING, Kamis - Perang dingin China-AS di dunia maya memuncak lewat kasus Google.cn, raksasa mesin pencari di internet di China. Pemerintah menyensor situs internet, termasuk membobol akun Gmail, yang membuat manajemen Google geram dan mengancam hengkang dari negeri itu.

Ancaman Google terjadi menyusul serangan yang mengarah kepada akun-akun Gmail milik pegiat hak asasi manusia (HAM) di China di Google.cn. Pihak Google, Kamis (14/1), mengungkapkan, mereka juga menemukan lusinan akun Gmail di AS, China, dan Eropa, milik aktivis HAM China, secara rutin diakses pihak lain, umumnya dari China.

Manajemen Google menjelaskan, telah terjadi serangan canggih yang menyebabkan pencurian hak intelektual Google. Para eksekutif Google lalu merespons berbagai kejadian itu dengan mengkaji kembali bisnis mereka di China, seperti disampaikan David Drummond, Corporate Development and Chief Legal Officer Google, Kamis.

Google sebenarnya sudah meminta kepada China agar membiarkan Google.cn beroperasi secara independen tanpa harus menyensor hasil pencariannya. Namun, China bersikeras, beberapa kata kunci dan hasil pencarian harus diblokir, seperti kata kunci yang berhubungan dengan pornografi dan juga gerakan politik.

Perang dingin di dunia maya antara AS dan China ini sebenarnya telah berlangsung sejak 2001. Tepatnya pada saat hacker China sukses mengakses secara leluasa server milik lembaga mata-mata FBI, NASA, dan CIA. Sejak saat itu, hacker China terus bergerilya membobol internet yang dikelola oleh perusahaan- perusahaan AS. Bahkan, sampai memata-matai, mengganggu, dan bila perlu merusak akun-akun Gmail milik aktivis HAM China.

Mengejutkan

Ketatnya sensor konten internet oleh otoritas China membuat situs atau mesin pencari raksasa Google kesulitan berbisnis di negara itu. Ancaman manajemen Google pusat di AS, pengelola Google.cn di China, untuk hengkang dari China memang mengejutkan berbagai kalangan, termasuk Pemerintah China sendiri.

Pengguna internet di China mencapai 360 juta, merupakan yang terbanyak di dunia. Pasar situs pencari pun memiliki nilai hingga satu miliar dollar AS pada 2009. Google tetap memiliki pangsa pasar luar biasa besar meski harus bersaing dengan situs pencari lokal, Baidu Inc. Namun, Google.cn kesal dengan pembatasan akses internet oleh China.

American Chamber of Commerce di China (AmCham) menyebutkan, 30 perusahaan internet sejenis menjadi sasaran hacker China. Menurut Menteri Informasi China Wang Chen, pihaknya tetap menyensor untuk melindungi 360 juta pengguna dari pornografi dan propaganda politik yang menyesatkan.

Kasus Google adalah rangkaian ketegangan AS-China sejak lama dalam perdagangan, jual-beli senjata AS ke Taiwan, dan dalam hal kebijakan perubahan iklim. (AFP/AP/REUTERS/CAL)***

Source : Kompas, Jumat, 15 Januari 2010 | 03:52 WIB

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

dream of what @ Jumat, 15 Januari 2010 | 08:49 WIB
we'll see which one could win this war. US or RRC ??

0 Comments:

 

Site Info

free counters

Followers

bisnisreang@yahoo.com Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template