Rabu, 23 Desember 2009

Janji Bulog, Kualitas Raskin Ditingkatkan

Kualitas Raskin Diubah
JAKARTA - Perum Bulog menjanjikan kualitas beras bagi program beras untuk rakyat miskin atau raskin mulai tahun 2010 ditingkatkan. Untuk itu, penanganan produksi, sumber daya manusia pengelola raskin, hingga penyimpanan beras di gudang akan diperbaiki.

Menurut Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, tiga aspek itu harus ditangani dengan baik. ”Dukungan pemerintah dalam bentuk penyertaan modal untuk pembangunan gudang Bulog yang mendekati daerah produksi juga diperlukan,” katanya di Jakarta, Selasa (22/12).

Selain meningkatkan kualitas beras, Bulog juga akan meningkatkan pembelian gabah menjadi 25 persen, saat ini hanya 10 persen. Peningkatan pembelian gabah diharapkan memberikan kesempatan bagi bangkitnya unit pengolahan gabah dan beras milik Bulog, selain untuk meningkatkan kualitas beras.

Guru besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada, M Maksum, berpendapat, kualitas beras yang buruk untuk program raskin akibat lemahnya kontrol terhadap pengelola. Penyebab lain, beras disimpan terlalu lama dan sering kali beras yang dibeli Bulog kualitasnya buruk.

”Ada istilah beras piknik, yaitu beras yang kualitasnya jelek dikeluarkan dari gudang, dibeli penampung, lalu dijual kembali ke Bulog untuk diberikan kepada rakyat miskin. Ini mengorupsi hak orang miskin. Padahal, hidup matinya Bulog 90 persen bergantung program raskin,” kata Maksum.

Dijelaskan, nilai buku beras untuk program raskin yang ditetapkan pemerintah tahun 2009 adalah Rp 5.500 per kilogram. Rumah tangga sasaran (RTS) menebus raskin Rp 1.600 per kg. Selisih nilai buku dan harga tebus itu adalah hak rakyat miskin. Namun, fakta di lapangan, beras yang diterima RTS nilainya tidak sesuai dari nilai buku yang ditetapkan pemerintah.

Oleh karena itu, pengamat perberasan, Husein Sawit, menyarankan agar standar kualitas beras untuk program raskin mengacu standar internasional.

Standar beras internasional hanya menetapkan satu parameter, yakni kadar patahan. Adapun parameter lain diasumsikan sempurna. ”Tidak ada toleransi terhadap derajat sosoh (keputihan) dan kadar menir. Kandungan menir yang tinggi dan derajat sosoh yang rendah memengaruhi daya tahan beras,” ujar Husein.

Kerja sama

Untuk meningkatkan aspek produksi, menurut Sutarto, Bulog bekerja sama dengan Departemen Pertanian mendorong penggunaan pupuk majemuk dalam budidaya padi. Selain itu, mendorong penggunaan pupuk organik, benih unggul bermutu, dan penanganan pascapanen.

Adapun untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Bulog mengawasi dengan ketat para petugas gudang di setiap divisi regional dan subdivisi regional saat membeli beras dari mitra Bulog. ”Mitra Bulog yang nakal bisa dicoret dari daftar mitra dan tidak boleh lagi memasok beras ke Bulog,” kata Sutarto.

Untuk sistem penyimpanan, perlu penanganan yang lebih baik. ”Memang perlu biaya lebih besar, tetapi itu konsekuensi bila ingin memberikan raskin dengan kualitas yang bagus,” ujar dia.

Dari stok beras Bulog 1,7 juta ton, sebagian adalah pengadaan Maret-April 2009 sehingga kualitasnya menurun. ”Kami perlu memproses ulang sehingga menjadi lebih baik, itu jelas butuh biaya,” kata Sutarto. (MAS)***
Source : Kompas, Rabu, 23 Desember 2009 | 03:46 WIB

0 Comments:

 

Site Info

free counters

Followers

bisnisreang@yahoo.com Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template