
Mengayak Pasir Besi
Pemburu Limbah Besi
Dul Salam (52), berbekal perlengkapan sarung tangan dan sepatu lars bututnya, mendaki di atas gundukan pasir untuk memulai aktivitasnya. Bapak dua anak tersebut berada di antara pekatnya debu untuk mencari buangan limbah dari pabrik baja di Jrakah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tumpukan limbah baja bercampur pasir dan batu itu menjadi sumber mata pencarian bagi ratusan warga yang tinggal di sekitar pabrik. Setiap hari mereka memotong bongkahan limbah baja berukuran besar yang telah bercampur dengan pasir.
Sementara itu, sejumlah perempuan mengais-ngais pasir dengan tongkat yang ujungnya dilengkapi magnet. Serpihan-serpihan besi yang menempel tersebut diayak kembali, lalu masuk ke karung berukuran 50 kilogram.
Aktivitas yang mengundang risiko kesehatan tersebut bermula saat krisis ekonomi tahun 1998. Mereka bekerja berkelompok untuk berburu limbah besi baja yang telah membeku.
Setiap hari mereka dapat mengumpulkan sekitar dua karung serpihan besi yang dijual Rp 300 per kilogram. Sementara bongkahan limbah besi dijual Rp 1.100 per kilogram.
Pemeo asal dapur berasap bagi para pencari limbah besi itu akan terus beriringan bersamaan dengan deru mesin pabrik.
Teks dan Foto: P Raditya Mahendra Yasa
Sumber : Kompas, Jumat, 11 Desember 2009 | 05:13 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar