Rabu, 23 Desember 2009

PKJB 2009 Ajang Perluasan Pemasaran

Produk Kerajinan di Jawa Barat Dituntut Aplikatif

PKJB 2009 Ajang Perluasan Pemasaran

BANDUNG - Produk kerajinan asal Jawa Barat harus mampu dikonsumsi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Pendekatan itu diyakini mampu meningkatkan kapasitas produksi kerajinan yang nilai ekspornya kini rata-rata Rp 47 triliun per tahun.

Ketua Pelaksana Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2009 Muhammad Admarius, Senin (21/12) di Bandung, mengatakan, selama ini sangat sedikit produk kerajinan yang mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi tersebut pada akhirnya menempatkan produk kerajinan hanya sebatas barang pajangan.

"Sekat ini yang coba diterobos melalui helaran PKJB 2009 yang mengambil tema 'An Inspiration to a New Lifestyle'. Pameran ini sebagian besar akan menampilkan produk kerajinan yang sudah aplikatif dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Beberapa perkembangan produk kerajinan yang aplikatif di antaranya pembuatan tutup lampu kamar dengan desain wayang golek dan pelindung laptop yang dibuat dengan motif batik. Karena itu, dia berharap, PKJB yang digelar 23-27 Desember mampu menyedot animo generasi muda yang lebih adaptif terhadap inovasi.

Admarius menilai, kebuntuan inovasi yang dialami perajin menyebabkan pasar domestik untuk industri ini terhambat. Pasar produk kerajinan lebih laris dijual ke luar negeri karena penghargaan pembeli mancanegara terhadap karya seni lebih tinggi.

"Padahal, potensi pasar kerajinan di dalam negeri juga sangat menjanjikan. Namun, untuk menembus pasar ini dibutuhkan karya yang lebih inovatif, kreatif, dan aplikatif," papar Admarius.

Kurang aplikatif

Ketua Asosiasi Eksportir Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Jabar Yana Diah Kusumawati berharap, pemerintah memberi proteksi terhadap produk kerajinan dalam negeri. Ini karena produk kerajinan domestik masih kalah bersaing dengan produk luar, baik harga maupun desain.

Menurut dia, produk kerajinan impor lebih cepat menguasai pasar karena selain murah, produknya juga aplikatif dan berorientasi pasar. "Produk China kini sangat mendominasi perdagangan kerajinan di Indonesia, misalnya di Kalimantan. Harus diakui, produk China cepat mengikuti tren dan sesuai selera pasar," katanya.

Asephi memperkirakan, ekspor industri kerajinan Jabar pada 2009 turun sekitar 40 persen menjadi Rp 29 triliun. Pasar lokal diduga turun hingga 15 persen. Namun, pada 2010 industri kerajinan ditargetkan tumbuh kendati harus menghadapi pasar bebas.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Agus Gustiar menjelaskan sekitar 197.000 usaha kecil dan menengah bergerak di bidang industri kerajinan dan mampu menyerap 450.000 tenaga kerja. Karena itu, akan diupayakan peningkatan skala usaha UKM di bidang kerajinan melalui pengenalan produk kepada pembeli dan investor melalui pameran.

"Kegiatan PKJB 2009 diharapkan mampu memperluas jangkauan pemasaran UKM kerajinan. Dengan perluasan skala usaha, pada akhirnya, penyerapan tenaga kerja juga meningkat," ujar Agus.

Terkait PKJB 2009, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jabar berencana mengusung rangkaian tema tekstil, keramik, metal, interior, dan seni budaya. Transaksi perdagangan ditargetkan mencapai Rp 100 juta per hari. (GRE)***

Source : Kompas, Selasa, 22 Desember 2009 | 16:35 WIB

0 Comments:

 

Site Info

free counters

Followers

bisnisreang@yahoo.com Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template